Pirografi Menjadi Hadiah Unik untuk Tetangga yang Pindah Rumah

Pirografi Menjadi Hadiah Unik untuk Tetangga yang Pindah Rumah

Hari Minggu kemarin ibu-ibu anggota PKK RT46  Muja-Muju, Jogja bermaksud mengunjungi tetangga yang barusan memutuskan pindah rumah dari lingkungan kami di Jogja kota ke daerah kabupaten Bantul. Tepatnya di dusun Ngireng ireng, desa Panggungharjo, kecamatan Sewon, tak jauh dari Kampus ISI (Institut Seni Indonesia). Bapak dan Ibu Wisnu Pamungkas (demikian nama tetangga tersebut) memutuskan pindah di daerah yang relatif lebih tenang setelah tahun ini mereka memasuki masa pensiun sebagai ASN. Sementara anak-anaknya juga telah berkerja dan berkeluarga serta tinggal di kota lain.

Awalnya Ibu RT 46 Muja-Muju (Ibu Dora Lesmana) bingung mau bawa bingkisan apa. Sebagian ada yang usul kasih cindera mata kain batik, tapi usulan ini ditolak karena Pak Wisnu adalah pegawai Balai Batik Yogyakarta yang tentu sudah terbiasa dengan batik. Ada yang usul bawa roti untuk oleh-oleh, yang lain menolak karena kalau bentuk makanan akan cepat habis dan kurang berkesan.

Setelah berembug, akhirnya ibu-ibu memutuskan memesan lukisan wajah pirografi di tempat saya, dengan permintaan harga yang 'spesial gotong royong' dan waktu kurang dari satu minggu. Karena bahan-bahan juga ada yang ready stock, saya pun menyanggupinya.
Masalah baru timbul ketika proses pengerjaan dimulai. Dua buah foto yang dikirim Bu RT ke WA istri saya, membuat saya kaget waktu melihatnya. Dan selama proses menggambar, saya lebih banyak melamun. Saya hampir tidak percaya dengan wajah yang saya gambar dihadapan saya.
Saya bertemu Pak Wisnu pertama kali di sebuah arisan RT (khusus bapak-bapak), ketika saya masih pengantin baru dan masih tinggal di tempat mertua. Pak Wisnu adalah sosok yang sangat baik, muda, gagah dan ganteng. Kehidupan keluarganya juga harmonis.

Ketika melihat foto yang disodorkan istri di hape-nya, saya baru tersadar....sudah 18 tahun saya tidak bertemu tetangga mertua saya itu. Delapan belas tahun!!. Bayangan saya baru 'seminggu' lalu kami bertemu. Selama proses melukis, mata saya melihat sosok lelaki yang sudah hampir memutih semua rambutnya, sedang menggendong cucu. Tapi dalam pikiran saya yang muncul adalah Pak Wisnu yang dulu masih muda dengan rambut hitamnya yang lebat dan wajahnya yang segar, sebagaimana saya lihat pertama kali, delapan belas tahun lalu. Wajahnya selalu tersenyum sumringah!


Berkali-kali saya berhenti melukis dan berusaha rileks. Sebab antara foto yang saya lihat sekarang dan sosok yang muncul di pikiran saya saling bertentangan. Di otak masih ada bayangan Pak Wisnu 18 tahun lalu, tapi di depan mata saya harus menyimak sosok Pak Wisnu yang sekarang. Seperti sedang mengalami lompatan waktu yang sangat mengganggu konsentrasi saya dalam menyelesaikan lukis.
Alhamdulillah...akhirnya selesai juga lukisannya dan kata ibu-ibu yang berkunjung ke rumah baru keluarga Pak Wisnu, mereka senang dengan gift lukisan wajah pirografi buatan saya. Dan langsung di pajang di ruang tamu rumah barunya. Tentu saja rombongan ibu-ibu tersebut tidak hanya membawa lukisan pirografi, tapi juga membawa bingkisan-bingkisan lain untuk oleh-oleh.

Hidup di masa sekarang terkadang membuat kita lupa kalau waktu bergitu cepat berjalan. Kejadian demi kejadian cepat sekali berlalu sehingga membuat kita kadang terkaget-kaget sendiri dan merasa telah mengalami lompatan waktu. Padahal waktu berjalan dengan ritme yang ajeg. Kita saja yang sering terlena.
Pirografi Menjadi Hadiah Unik untuk Tetangga yang Pindah Rumah

Pirografi Menjadi Hadiah Unik untuk Tetangga yang Pindah Rumah

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama