Apa Yang Dimaksud Dengan Revolusi Industri 4.0 ?

Sering kita mendengar para petinggi negeri ini mengatakan jika Indonesia sudah mulai memasuki revolusi industri 4.0 (revolution industry four point zero). Apa maksudnya?
Begini mas Bro dan mbak Sist, pengertian sederhananya saja, yaitu:

Revolusi di bidang industri generasi keempat yang ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak (Klaus Schwab; Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution).
credit image: kompasiana.com
Terus revolusi industri generasi 1 sampai 3 tuh apaan Min?
Ok...sekedar flashback mas Bro, kita urutkan dari awal. Biar adik-adik kita yang ikut baca ini juga tambah pengetahuannya;

1. Revolusi industri generasi pertama yang telah mengubah dunia dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Tenaga manusia dan hewan mulai digantikan mesin. Dan salah satu yang mencatat sejarah gemilang adalah kemunculan mesin uap pada abad 18.

2. Revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber). Penemuan ini mendorong penemuan-penemuan lain seperti pesawat telepon, motor, mobil, pesawat terbang, dan mesin-mesin industri.

3. Revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet. Perkembangan internet membuat dunia ini seakan makin 'mengecil' dan seolah tak mengenal batas negara lagi. Arus informasi mengalir begitu deras dan sulit dibendung. Media cetak mulai bergeser ke portal-portal berita online. Industri musik juga berubah, sangat sulit kita dapati penjual kaset vcd, apalagi kaset model pita 😀

4. Revolusi industri generasi keempat, sebagaimana telah Admin jelaskan diatas, telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi  hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent/petahana (perusahaan besar yang telah mapan).
Disruptif itu apa Min? Singkatnya, menciptakan pasar baru yang mengganggu pasar yang sudah ada. Misal Uber yang oleh sebagian pihak 'dianggap' telah mengancam taksi konvensional, Gojek atau ojol (ojek online) yang mulai menggeser opang (ojek pangkalan), taksi konvensional bahkan sampai becak. Tentu saja pengertian disruptif (disruption) tidak hanya di bidang teknologi saja sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Renald Kasali dalam bukunya Disruption.

Teori disruptif (disruptive innovation) pertamakali diperkenalkan oleh Clayton Christensen pada tahun 1997,dalam karya tulisnya The Innovator’s Dilemma. Teorinya menjelaskan bagaimana perusahaan kecil dengan sumber daya yang minim mampu memasuki pasar dan menggantikan sistem yang sudah mapan.

credit image: liputan6.com
Kini dengan semakin meratanya penggunaan teknologi informasi, dimana gadget selalu tergenggam di tangan para pelaku usaha, maka tiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memajukan usahanya. Baik perusahaan dengan modal segede Gaban maupun sekumpulan orang dengan hanya bermodalkan kreatifitas dan selalu berinovasi, memiliki kesempatan yang sama untuk mendulang sukses melalui teknologi internet.

Contoh paling fenomenal misalnya Traveloka. Jika dibanding dengan modal untuk membangun hotel berbintang atau bikin maskapai penerbangan, tentu tidak sebanding. Tapi tidak bisa dipungkiri jika saat ini sebuah aplikasi semacam Traveloka juga mewarnai industri pariwisata di Indonesia dan Asia.

Begitu juga para pelaku UMKM, meskipun sebagian usaha yang dijalankan masih bersifat tradisional (seperti tenun ATBM, Batik Tulis dan Batik Inovatif, Shibori, Rajut, snack dan camilan, dll) bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk memperluas promosi dan jangkauan pemasaran. Dengan demikian kita bisa memaksimalkan gadget yang kita punya sebagai salah satu senjata yang handal untuk urusan pemasaran. Tentu dengan cara-cara yang tepat dan efektif.
*|Tim Admin

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama